Konsep Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Heinich (1982) dalam Arsyad, 2009:4). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials) komputer, dan instruktur. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran, maka media itu disebut media pembelajaran.
Pengertian lain tentang media pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :
a. Media pembelajaran adalah media yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk membelajarkan seseorang. (Newby dalam Prawiradilaga 2007:64)
b. physical means which are used to send messages to the students and stimulate them to learn. Briggs (1970 dalam Hamalik :202)
c. the carriers of messages, from some transmitting source (which may be a human being or an intimate object), to the receiver of the message (wich is our case learner). (Romiszowski dalam Hamalik :202)
Pengertian media pembelajaran yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Rahardjo (1984) dalam Siahaan (2007:77), yaitu segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang (media by utilization) maupun yang telah tersedia (media by design), baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan (materi pelajaran) dari sumber (misalnya guru) kepada penerima (peserta didik) sehingga membuat atau membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Mengacu pada pendapat-pendapat di atas, disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, karena penggunaan media dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Edgar Dale mengklasifikasi pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak, dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment), seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 1
Kerucut pengalaman Dale (Arsyad 2009:11)
Perolehan pengetahuan siswa dalam Kerucut Pengalaman Edgar Dale di atas menggambarkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung didalamnnya sehingga dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa diberikan pengalaman yang lebih konkrit sehingga pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Seels & Richey (1994) dalam Arsyad (2009:29) mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi kepada empat kelompok, yaitu :
1. Media hasil teknologi cetak (Print Technologies)
Yaitu media yang dihasilkan dari pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, atau representasi fotografik dan reproduksi.
Ciri-ciri media hasil teknologi cetak adalah :
a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang;
b. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif;
c. Teks dan visual ditampilkan statis (diam);
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual
e. Baik teks maupun visual berorientasi kepada siswa.
f. Informasi dapat diatur kembali atau diulang tata ulang oleh pemakai.
2. Media hasil teknologi audiovisual (Audiovisual Technologies)
Yaitu media yang dihasilkan dari mesin-mesin elektronis yang digunakan untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual, meliputi mesin proyektor film, tape rekorder, dan proyektor visual.
Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut :
a. Biasanya bersifat linear;
b. Biasanya menyajikan visual yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancan/pembuatnya;
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme atau kognitif;
f. Umumnya berorientasi pada guru dengan pelibatan interaktif siswa yang rendah.
3. Media hasil teknologi computer (Computer-Based Technologies)
Yaitu media yang dihasilkan dari penggunaan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Media yang dihasilkan dari teknologi ini disimpan dalam bentuk data digital bukan dalam bentuk cetakan atau visual.
Ciri-ciri media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut :
a. Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear;
b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa, atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang;
c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan gaya abstrak, kata, symbol, dan grafik;
d. Menggunakan prinsip-prinsip kognitif;
e. Pembelajaran dapat berorientasi pada siswa dan melibatkan interaktif siswa yang tinggi.
4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan computer (Integrated Technologies)
Yaitu media yang dihasilkan dari gabungan pemakaian beberapa produk media yang dikendalikan oleh computer.
Ciri-ciri utama media yang dihasilkan gabungan teknologi cetak dan computer ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial dan linear;
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan hanya berdasarkan keinginan pengembangnya;
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistic dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan dibawah pengendalian siswa;
d. Menggunakan prinsip-prinsip kognitivisme dan konstruktivisme.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika menggunakan pembelajaran tersebut;
f. Banyak melibatkan interaktivitas siswa;
g. Bahan-bahan pembelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.
Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran
Miarso, (2004:458-460) mengemukakan bahwa pemanfaatan media dalam pembelajaran menjadi sangat penting karena secara empiris menunjukkan kegunaan sebagai berikut :
a. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.
b. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
c. Media dapat melampaui ruang kelas.
d. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
e. Media memberikan keseragaman pengamatan.
f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang kongkret maupun abstrak.
i. Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri.
j. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy).
k. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran akan dunia sekitar.
l. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran dinyatakan Kemp and Dayton (1985) dalam Arsyad (2009:21-23) sebagai berikut:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h. Peran guru berubahan kearah yang positif
Pentingnya media pembelajaran dalam kegiatan belajar dan membelajarkan dinyatakan Rahardjo (1984) dalam Siahaan (2007:81) adalah karena media pembelajaran mempunyai potensi yang berupa kemampuan untuk:
a. membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah;
b. membawa obyek yang berbahaya, sangat langka atau yang sukar didapat untuk dihadirkan ke dalam lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub selatan;
c. menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur;
d. menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, seperti: mikro organisme;
e. mengamati gerakan yang terlalu cepat sehingga dengan bantuan media dapat disajikan secara lambat (slowmotion) atau time-lapse photography;
f. memungkinkan peserta didik berinteraksi langsung dengan lingkungannya;
g. memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar peserta didik;
h. membangkitkan motivasi belajar peserta didik;
i. menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan; dan/atau
j. menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan waktu maupun ruang
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sarana alat bantu untuk memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh kepada siswa dari sesuatu baik yang kongkret maupun abstrak. Melalui media pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru akan lebih jelas. Di samping itu, dengan kemampuannya memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak agar dapat berfungsi secara optimal, penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan hasil belajar bertahan lama kepada siswa serta sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dan proses pembelajaran dapat ditingkatkan.